Sabtu, 29 Oktober 2011

PROFIL FORUM KONSERVASI PENYU BANTUL


Forum Konservasi Penyu Bantul diresmikan pada 21 Januari 2000  dengan pengawasan BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Yogyakarta, BLH (Balai Lingkungan Hidup) dan Polisi Hutan. Sekretariat FKPB bertempat di kediaman Bapak Rudjito (warga setempat) dan tempat penangkaran terletak beberapa meter dari sekretariat. FKBP secara mandiri bereksperimen mencari keberhasilan penetasan telur. Hasilnya ditemukan metode sarang telur semi alami menggunakan blok beton (persentase keberhasilan penetasan 87%).
Fasilitas penangkaran meliputi: sarang telur semi alami sebanyak 1 sarang, bak kolam sebanyak 4 kolam (3 kolam di dalam kandang) dengan kedalaman kolam ±1 meter, pendopo, dan pompa air untuk mengganti air kolam.
                                 Tabel 1.Jadwal penggantian air kolam
Usia/Ukuran
Penggantian Air
Dewasa
15 hari sekali
Tukik lebih besar
7 hari sekali
Tukik kecil
3 hari sekali
Jadwal penggantian air ini perlu diperhatikan untuk meminimalisir serangan jamur air pada tubuh penyu. Pengontrolan terhadap kebersihan penyu dilakukan sebulan sekali. Jika terdapat gejala adanya jamur, maka FKPB menghubungi BKSDA kemudian akan dikirim tim khusus dari kedokteran hewan untuk memeriksa penyu tersebut. Sebagai bentuk preventif, digunakan anti jamur yang dilarutkan bersama air kolam.
 Pemberian pakan dilakukan setiap hari (1-2 kali sehari). Pakan berupa ikan segar utuh (untuk penyu dewasa) dan ikan yang telah dicacah kecil (untuk tukik). Musim bertelur untuk penyu belimbing sekitar bulan Januari akhir hingga Februari awal, dan bulan Mei hingga Agustus untuk penyu lekang. Pemeliharaan dilakukan di kolam terpisah berdasarkan usia dan jenis kelamin penyu.
Telur yang akan diinkubasi di sarang semi alami, disortir dahulu berdasarkan warna cangkang dan bentuknya. Dalam proses inkubasi telur, urutan dan susunan telur harus disamakan dengan urutan dan susunan telur saat dikeluarkan induk betina. Peletakan telur juga berdasarkan posisi rongga udara. Inkubasi dilakukan selama 49-50 hari. Mendekati hari ke-49 pasir di bagian atas telur dikurangi tiap harinya (untuk mempermudah tukik keluar dari sarang). Tukik akan mengeluarkan kepalanya ke udara seraya menunggu kondisi lingkungan gelap. Namun, jika ingin melihat tukik keluar tanpa menunggu malam (gelap), bagian atas sarang ditutupi agar gelap dan tukik dapat langsung keluar. Setelah tukik keluar, tukik diletakkan pada kolam tersendiri (kolam yang berada di kandang, dekat kolam induk betina).

*Sumber informasi berasal dari interview dengan Bapak Rudjito selaku pengelola FKPB pada Senin 24 Januari 2011 pukul 17.00-17.45 di FKPB 

Ditulis Oleh Wahyu Prihartini  (T.19)

4 komentar:

saya ingin sekali belajar tentang konservasi penyu, adakah contact person yang bisa dihubungi?

untuk nomor kontak Bapak RUDJITO apakah bisa diperoleh disini..?
kalau boleh mohon dengan sangat untuk di email kan ke samsaptono@gmail.com
terima kasih bantuannya.

Saya ingin mengadakan kegiatan terkait dengan pelestarian penyu kak, apakah bisa dikirim ke email saya? cakrawala.gagas@gmail.com terimakasih :)

Saya ingin mengadakan kegiatan terkait dengan pelestarian penyu kak, apakah bisa dikirim ke email saya? cakrawala.gagas@gmail.com terimakasih :)

Posting Komentar